Galang donasi untuk pengadaan tanah

0 kali

Baca Juga

Assalamualaikum w.w
Sebuah rumah yang sangat sederhana di Desa Sukorejo RT 09 RW 03 Buduran Sidoarjo. Tampak berbagai tanaman dan aneka bunga tumbuh subur menghias halaman. Halaman rumah yang cukup luas di desain sebagai tempat belajar anak-anak usia PAUD. Kemudian ada ruang tamu yang juga lumayan lebar digunakan sebagai tempat belajar anak usia TK di pagi hari. Di dalamnya ada seorang pria yang telah menunggu kedatangan Tim Redaksi Majalah Al Kariim. Sosok inspiratif inilah yang akan mengisi salah satu rubrik edisi kali ini.
Muhammad Fauzi (35) nama lengkapnya. Tambahan nama Baim dibelakang namanya merupakan nama dari anaknya yang kedua. Jadilah nama panggilannya Fauzi Baim. Di desanya pria berkacamata ini di kenal sebagai penjual jamu keliling. Dengan mengendarai motor gerobaknya, Fauzi berangkat meninggalkan rumah sekitar pukul setengah tujuh pagi menuju para pelanggannya di Desa Karangbong dan Tebel Gedangan. Istimewanya, saat menjual jamu dia juga membawa buku-buku koleksi yang ada di perpustakaannya. Selain membeli jamu, para pelanggannya bisa membaca buku di tempat atau bahkan meminjamnya untuk dibawa pulang secara gratis.
Ide kreatif ini muncul karena pria kelahiran Desa Kedungbendo Tanggulangin Sidoarjo ini melihat koleksi yang ada di perpustakaannya cukup banyak. Ia berkeinginan agar segmen yang membaca lebih luas. Buku koleksinya pun variatif. Ada buku tentang pengobatan, keagamaan, kecantikan atau buku tentang keharmonisan dan panduan rumah tangga. “Awalnya banyak yang mengira jualan buku. Saat membeli jamu banyak pelanggan yang membaca di tempat. Akhirnya saya pinjamkan biar saya bisa keliling lagi. Pelanggan saya rata-rata karyawan pabrik meminjam 2 buku untuk di bawa pulang dan kembali seminggu lagi. Kita tahu kemampuan masyarakat kita untuk membaca itu tidak banyak”, ceritanya pria yang menuliskan kalimat Saiki Jamane Moco di bagian belakang gerobaknya tersebut.
Pria yang juga sering menjadi pembicara di even Parenting ini memberikan fasilitas gratis minum jamu untuk orang yang hafal Al Quran (Hafizh/Hafizhoh)“Untuk mengetahuinya tanpa perlu di tes, cukup bilang saya hafal juz sekian. Bisa jadi tampilan luar juga. Khan gak mungkin, gak pake jilbab tapi hafal al Quran?”, terangnya dengan bangga.
Kecintaannya pada buku, membuatnya memiliki banyak koleksi dan mendirikan perpustakaan. Total keseluruhan mencapai 7000 eksemplar buku. “Kita sudah ada perpustakaan dulu lalu ada TPQ tahun 2008. Kebetulan saya punya koleksi kitab dan buku-buku keagamaan. Kok saya melihat anak-anak TPQ mau membaca dan suka. Berikutnya tahun 2011 mendirikan perpustakaan. Dan di sebelah rumah ada bekas Polindes yang kemudian atas izin Kepala Desa saya pakai untuk perpustakaan”, kisahnya menjelaskan tentang awal mendirikan perpustakaan.
Menurut pria yang lahir pada tanggal 7 Mei 1982 ini koleksi bukunya yang cukup banyak berasal dari koleksi pribadi dan membeli buku bekas di Pasar Porong. “Kita share juga di Medsos ke para donatur dan juga hadiah dari mengikuti lomba-lomba”, tambahnya.
Selain sebagai Penggiat Minat Baca, pria yang hanya lulus SMP ini juga berkecimpung di dunia pendidikan. Ayah dari dua putra ini mendirikan Yayasan Bustanul Hikmah yang mengayomi TPQ, PAUD, TK dan SD yang semuanya berlokasi di rumah yang ditempatinya sekarang dengan jumlah murid keseluruhan sekitar 140 anak. Sekolahnya juga terbuka untuk umum khususnya anak-anak kurang mampu dan anak putus sekolah. Semunya tanpa dipungut biaya.
Imroatul Mufidah, sang istri yang juga seorang Hafizhoh adalah Kepala TPQ Bustanul Hikmah sekaligus Kepala PAUD dan TK Bustanul Hikmah. Di bantu oleh adik iparnya yang juga seorang Hafizh, Fauzi dan istri mengembangkan Tahfidz (Menghafal) Al Quran kepada anak didiknya.
Pendidikannya yang hanya lulusan SMP, tak membuat pria yang juga menghafalkan al Quran sampai juz 11 ini lantas berhenti menuntut ilmu. Sempat mengenyam pendidikan di kelas 1 STM sampai Catur Wulan (Cawu) I, dia merasakan ada ketidakcocokan dalam hatinya. “Saat itu saya merasakan hati saya tidak cocok. Kita sekolah kecenderungannya agar bisa kerja ini kerja itu. Segala sesuatu harus di ukur dengan uang. Padahal tidak harus seperti itu. Dalam kehidupan ada sisi yang lain, tidak hanya ekonomi. Bagaimana memberikan manfaat yang banyak kepada masyarakat yang luas itu yang lebih penting”. Ia kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Bustanul Arifin di Desa Jajangan Songgong Banyuwangi selama 8 tahun. Lalu kembali ke kampung halamannya dan pada tahun 2006 menikah dengan wanita yang sekarang menjadi istrinya.
Kiprahnya dalam dunia pendidikan bukan hanya pada tataran anak didik, namun juga melibatkan orang tua murid secara langsung. Dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, sulung dari 10 bersaudara ini akan mendirikan Sekolah Keluarga (Family Schooling) yang dilaksanakan setiap Minggu sore. “Sekolah keluarga untuk ayah dan ibu dan terbuka untuk umum. Siapapun boleh ikut. Dan tanpa dipungut biaya sama sekali”.
Pria yang sudah menulis dua buku tentang perpustakaan ini menuturkan bahwa tidak semua orang tua memahami dunia pendidikan. “Seperti Parenting dan Psikologis. Memperlakukan seorang anak itu layaknya seorang anak yang sesungguhnya menurut dunia anak, bukan anak menurut fikiran orang tua. Karena itu akan beda. Seperti anak yang nakal, sebenarnya bisa dirubah bahwa si anak adalah anak yang aktif. Misalnya tentang alat permainan yang kadang dimiliki sendiri. Dalam pikiran anak adalah mainan tersebut miliknya. Kita bisa mengarahkan dan menjelaskan bahwa permainan itu adalah milik bersama dan semuanya bisa memakainya”, terang pria yang menulis buku Trik Singkat Mendirikan Perpustakaan dan buku Hati Tergerak, Tangan Bergerak.
Pria yang juga punya usaha bisnis online ini berharap agar anak SD yang kelas 3 sudah masuk pendidikan komputer, di samping pendidikan al Quran yang sudah mulai awal menjadi pondasi. Karena semakin berkembangnya zaman, kalau dibarengi dengan kemampuan IT (Ilmu dan Teknologi) tidak akan ketinggalan.

Berkat kegigihannya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya membaca, mas Fauzi pernah di undang Presiden Jokowi ke Istana Negara pada tanggal 2 Mei 2017. Di sana mas Fauzi dan Penggerak Literasi se-Indonesia menyampaikan aspirasi tentang budaya membaca. Sumber majalah Al-karim Edisi 21 ( sosok)
Saat ini Fauzi ingin memperbesar lokasi kegiatannya, kebetulan ada tanah yang dijual dan tidak jauh dari rumahnya. Oleh karena itu pria yang pernah mendapatkan apresiasi Nugra jasadarma Pustaloka pada tahun 2016 ini ingin membeli tanah itu dengan harapan bisa untuk mendirikan Rumah Tahfidz dan Sekolah yang lebih layak. Mengingat selama ini anak-anak yang sekolah masih bertempat di rumahnya.
4d72d3c5d77e6cc45974139bc850b5dcf0a9a251
68d03797bdaf263e469dde0df0bd1ec5ef279aca

Dibawah ini adalah sebagian gambaran anak-anak yang sekolah dan mengaji di tempat M Fauzi
d7e25bfafb77b015f4c9a6bf4d2cd8512babc52ec042f669eb70d24aeb3a76fa48ec6d43cd1cb1bb
ade293af3520cb94216076e45ca38902804328a3f66c149b9179b80b5f9ae6c1b26216e40801d4ea

Adapun lokasi tanah yang ingin dibeli dan nantinya akan digunakan untuk sarana Rumah tahfidz beserta sekolah.
dbd826d7041812c3330e03dd70e3143a6eff335cdc21e7dae1b49b831fa134ad5ef5bb7b42a87d00
Luas keseluruhan tanah 2234m persegi harga tanah untuk setiap meternya 900.000 jadi total kebutuhan anggaran 2 100600000
Info lengkap tentang kegiatan M Fauzi dan yayasan yang dikelolanya.

d60d96f7ed547aa9a48f348c756668240339d145

Youtube: Fauzi Baim
Facebook: Fauzi Baim
Kontak : 083856253617
Email Fauzibaim@gmail.com
Donasi bisa disalurkan ke 
Bank jatim cabang sidoarjo Nama Yys Bustanul Hikmah 0267060312 sertakan angka 100 semisal 500.100 


168415a3ccf23b962d7127239fe540e82c868dc6

Demikian keterangan singkat dari kami. Semoga bisa menjadikan bahan pertimbangan dan kepercayaannya untuk membantu kegiatan kami.
Sekian
Wassalamualaikum w.w

Posting Komentar

0 Komentar

banner