Baca Juga
Banyak
sekali saya jumpai teman-teman yang ingin bergerak di Dunia literasi, terlebih
pada pengembangan budaya baca. Mendirikan Perpustakaan, Rumah Baca dan Taman
Bacaan Masyarakat adalah salah satu sarana untuk mengembangkan budaya baca
tersebut. Akan tetapi tidak banyak diantara mereka yang masih kesulitan untuk
mengawali mendirikannya. Hal semacam ini, sering disebabkan oleh pikiran mereka
sendiri yang menghalanginya, karena terlalu banyak memikirkan hal-hal yang
bersifat administrasi dan prosedural.
Cara
mendirikan Perpustakaan, Rumah baca dan
Taman Baca itu sebenarnya sangat mudah jika mereka langsung memulai saja
menebarkan budaya baca. Hal ini lebih baik daripada sekadar diangan-angan saja.
Kemarin, tanggal 07 Mei 2017 bertepatan dengan ulang tahun saya yang ke 35
diadakan acara seminar ‘’mendirikan Perpustakaan Tanpa Modal’’ yang diikuti
sekitar 70 orang. Dalam seminar ini, kebetulan saya menjadi salah satu
pemateri. Dalam seminar itu saya bertanya apakah mereka memiliki buku dan
jawabannya iya, mereka semua memiliki buku. Ini adalah modal bagi mereka, dan
dengan buku tersebut, jika mereka mau sudah bisa dimulai keinginan mereka.
karena Perpustakaan itu, cukup ada buku saja sebagai langkah awal. Jadi tinggal bagaimana mereka bergerak untuk
menebarkan budaya baca.
Dalam
seminar ini, saya hanya bercerita tentang apa yang sudah saya alami dan
memberikan gambaran global tentang dunia literasi. Dan saya tidak membicarakan
sesuatu yang bersifat teoritis. Karena saya khawatir mereka akan down jika
harus diceritakan bagaimana proses pengurusan untuk mendapatkan sebuah legalitas.
Pada saat seminar itu saya hanya berusaha meyakinkan para audien agar mereka
memiliki keyakinan dan kemantapan yang nantinya akan membuat mereka turut
andil, serta bergerak dalam mengembangkan budaya baca.
Gambaran
tentang literasi, juga di ceritakan oleh Trini Haryanti yang menjadi founder
Yayasan Pengembangan Budaya Baca. Inilah gambaran tentang perjalanannya
diceritakan kepada audien yang membuat mereka semangat. Trini bercerita tentang Mobil Keliling milik
yayasan yang dikelolanya dan bagaimana dia membangun jaringan dan mengelola
dana CSR. Tidak cukup sampai disitu, audien juga sangat antusias, terlebih
moderator yang menanyakan banyak hal kepadanya. Acara semacam inilah yang
menjadi suntikan motoifasi penyemangat bagi mereka yang baru dan sudah lama
dalam pengembangan budaya baca. Dan acara seminar seperti ini, jarang sekali
ada, terlebih judulnya yang spektakuler. Tapi memang benarkok, sepulang dari
seminar, para audien langsung bisa mendirikan rumah baca, karena kita
memberikan buku-buku yang cukup lumayan banyak.
Selepas
seminar ada beberapa orang yang mengirimkan whatsap, ucapan terimakasih atas
ilmu dan buku-buku yang sudah kami bagikan. Tujuan awal seminar ini memeng
diadakan untuk menumbuhkan para pengembang budaya baca baru, adapun buku-buku
yang dibagikan hanya sebagai stimulan
dan bisa dijadikan modal awal untuk mereka bergerak. Untuk buku-buku yang kami
bagikan berasal dari Gramedia dan sebagian dari The Asia Foundation. Tidak
hanya ucapan terimakasih karena digelarnya seminar tersebut, tapi saya juga
mendapatkan kiriman beberapa foto dari salah satu peserta yang langsung
melakukan aksi menebarkan budaya baca. Bagi saya ini adalah sesuatu yang sangat
luar biasa. Dan menandakan bahwa seminar semacam ini memang sangat perlu
digelar di daerah-daerah lainnya, karena pasti di daerah lain juga sangat
berharap ada seminar semacam ini. Seperti
peserta yang sudah datang jauh-jauh dari trenggalek, ponorogo dan lumajang yang
sudah datang ke Sidoarjo hanya untuk mengikuti seminar ini. Bukankah ini menandakan,
jika ditempat mereka belum ada seminar semacam ini. Tidak hanya itu, peserta
yang semula saya targetkan 50 orang, berkembang menjadi 70 orang, karena banyak
yang meminta dan saya tidak bisa menolaknya.
Setelah
melihat antusias dari para peserta dan respon dari aksi positif mereka, saya
akan membuat program lanjutan dari seminar ini yaitu program kemping literasi.
Untuk program ini rencana saya akan gelar selama dua hari dengan berbagai
materi yang lebih spesifik, mulai materi pengambilan dokumentasi, menulis dan
penggalangan donasi. Ini semua bertujuan agar semakin banyak pustakawan baru
yang bermunculan dan memudahkan mereka yang sudah bergerak namun sulit untuk
berkembang.
7 mei 2017
0 Komentar