DIRIKU DAN KEBOHONGAN YANG TAK KAU KETAHUI

0 kali

Baca Juga



   
Beruntung, diriku mendapatkan wanita baik sepertimu. Bagaikan ketiban durian runtuh, kata para pujangga yang tak pernah ku kenali namanya. Tapi betapa apes dan sialnya dirimu, mendapatkan lelaki penipu yang polos dan lugu sepertiku. Hanya dengan bermodalkan tampang santri, dan mulutnya yang ceplas ceplos dan langsung terus terang ingin meminangmu pada saat kunjungan pertama kerumah orang tuamu. Dan keberanian menikahimu itulah yang membuat kita dikarunia kehidupan seperti saat ini.
  Pernikahan yang tanpa modal dariku, bahkan untuk maharpun aku hanya punya uang sepuluh ribu. Itupun aku dah lupa darimana asalnya uang itu. Tapi entah kenapa pada saat itu, kamu mau menikah dengan lelaki yang saat itu masih belum pernah bekerja dan tak memiliki pendikan. Mungkin saja, keluargamu saat itu, hanya memandang keberanianku yang langsung ngomong ke bapakmu. Padahal, hal semacam ini, bagiku dah biasa karena dah sering ngomong sama orang yang lebih tua. Aku memang beruntung, dan kamu kurang beruntung.
Saat inipun, kebohongan aku masih berlanjut, saat jualan sepi. Aku sering cari pinjaman untuk dibawa pulang agar kamu senang karena dapat rezeki banyak. Tapi kadang pula, aku bawa uang seadanya, jika jualan sepi dan tak ada rezeki dari sumber lain. Ini semua aku lakukan karena tidak tega jika harus melihat kamu yang sudah bersusah payah membuat jamu dengan penuh cinta, tapi hasilnya sedikit atau malah minus. Kedzoliman lain, saat kau mengutarakan ingin memiliki sesuatu, aku sering berbohong dengan dalih, untuk apa kamu memilikinya, toh itu semua tidak memberikan kemanfatan nyata untuk dirimu dan sekitarmu. Ya, kebohongan satu berlanjut ke kebohongan yang lain secara terus menerus. Padahal, andai kamu tau, saat itu, aku malu karena tak bisa memenuhi keinginanmu. Andaikan saja ada rezeki, tentunya akan langsung aku berikan tanpa pernah menunda atau cari-cari alasan. Aku sadar, semuanya, kebutuhanmu adalah tangung jawabku. Dan begitupun dengan jiwa-jiwa didalam rumah kita yang harus aku beri penghidupan yang layak.
    Aku tau, seharusnya diriku memuliakanmu sebagai layaknya seorang putri raja. Tapi apalah daya, aku hanya anak tukang becak yang tak berharta. Tapi ketahuilah, aku juga tidak hanya ingin memuliakanmu sebagai seorang isteri, tapi sebagai sosok lain, yaitu wanita hafidzoh. Itulah alasan dulu, kenapa aku yakin hidup akan indah jika bersamamu. Janji Allah realita, mengangkat derajatmu, dan aku hanya numpang saja. Ya numpang bahagia bersamamu.
   Kini, aku sampaikan relita yang sering aku tutupi atasmu. Semoga pengampunanmu selalu ada untukku. Maafkan aku, lelaki berengsek yang tak bisa memberikan kelayakan dan kebahagiaan yang nyata. Tapi perlu kamu tahu juga, cintaku padamu itu tulus seperti susu, walau kadang aku tambahkan strabery atau coklat dan kadang creamer. Itu semua hanya sekadar varian warna agar kehidupan ini semakin berwarna.
I love you fiddunnya wal akhiroh abadan abadaa.

Posting Komentar

0 Komentar

banner