Baca Juga
Hal semacam ini, semoga tidak terjadi
dibelakang hari. Mengingat mereka juga memiliki keluarga yang harus dihidupi, Saya
sungguh benar-benar merasa berdosa, secara tidak langsung telah merampas
harapan mereka semua. Bisa jadi gaji itu akan mereka gunakan untuk membeli
beras atau kebuuhan pokok guna pemenuhan keluarga. Tapi saya juga sudah
berupaya semaksimal mungkin, bahkan
semua perhiasan yang bisa dijual sudah saya jual. Hingga isteri hanya
mengenakan perhiasan, kecuali cincin yang menempel dijari lentiknya.
Beberapa hari lalu, saya juga memposting
laptop diakun media sosial saya. Dengan harapan ketika laku, saya bisa gunakan
uangnya untuk menggaji para guru, walau laptop sangat penting sekali bagi saya,
karena sering saya gunakan ketika keluar untuk sebuah acara atau event. Tapi
Allah mungkin punya kehendak lain,
hingga saya tuliskan ini, laptop saya masih belum terjual.
Selama ini, saya menggaji guru, dari uang
tabungan dan uang dari berbagai kompetis yang saya menangi. Namun saat ini,
Event lomba yang saya ikuti, saya masih belum mendapatkan keberuntungan.
Sementara hasil dari jualan jamu masih belum bisa diandalkan, bahkan kian hari
kian sepi saja. Saya sudah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai cara,
bahkan dengan mendatangi beberapa orang sertasaya tawarkan untuk menjadi
donatur bulanan. Namun dari hampir dua ratus kertas untuk isisan donatur, baru
ada satu orang yang mau donasi bulanan. Ini sungguh sangat berat sekali bagi
saya saat ini.
Sebenarnya ada solusi lain, yaitu semua
siswa dikenakan biaya. Namun saya masih belum tega untuk melakukan itu.
Mengingat kebutuhan mereka juga banyak. Dan betapa sedihnya saya ketika
mendengar ibu-ibu yang ngerumpi membahas perekonomian rumah tanga mereka...ahhh
hidup ini sungguh keras. Biaya pendidikan seharusnya tidak mahal karena
pendidikan itu mencerdaskan dan bisa mengeluarkan orang dari kubangan
kemiskinan, bukankan malah pendidikan
itu sendiri yang menjadi kubangan karena mahalnya biaya.
Andai saja, banyak tangan-tangan orang mampu
yang turut serta dalam membantu, tentunya akan banyak hal yang bisa kita lakukan
bersama. Mengantarkan mereka pada senyuman hari esok yang indah. Untuk saat
ini, saya hanya mampu mengandalkan senjata satu-satunya, yaitu DOA. Bukankah
doa adalah senjata orang yang beriman?.
Saya tidak akan mengutuk atau sumpah serapah
pada apa yang sedang saya alami, karena mungkin Tuhan sedang menyayangiku,
dengan caraNya. Ya dengan cara dan rahasia Tuhan yang tidak akan pernah saya
ketahui. Namun melalui tulisan ini, saya mengetuk hati para pembaca, untuk bisa turut andil dan
membantu apa yang sedang saya perjuangkan. Semoga sedikit tulisan ini, bisa
menjadikan wasilah syariat saya dalam berupaya. Saya ucapkan terimakasih untuk
anda semua yang sudah pernah membantu saya dan memberikan kemanfaatan untuk
seutas senyum mereka-mereka yang ada di sekeliling saya.
Salam santun, wa afwan.
0 Komentar